“Tidak tahu diri!”. Barangkali kata-kata
itu terlintas ketika menyaksikan daftar kebutuhan dan besaran tuntutan kenaikan
upah buruh di Jakarta. Ketika ekonomi global mengalami krisis, invasi produk
murah Made in China, dan penurunan daya saing, buruh justru menuntut
kenaikan upah yang tidak rasional tanpa melihat kondisi ekonomi, mengkaji produktifitas
dan kontribusinya.
“Tidak manusiawi”. Tapi jika melihat
besaran upah sejumlah perusahaan kepada karyawannya, kalimat itulah yang
meluncur. Karyawan hidup pas-pasan di rumah petak kontrakan padahal telah mengabdi
dan berkontribusi sejak perusahaan berdiri. Gaji kadang tidak mencukupi
kebutuhan hidup sehari-hari, sementara petinggi perusahaan hidup mewah dan membeli
barang mahal dengan gampangnya.
Dalam dunia industri dan perdagangan
upah buruh adalah buah simalakama. Jika upah terlalu rendah rentan konflik,
sedangkan jika terlalu tinggi bisa mengganggu cash flow perusahaan, dan menurunkan
daya saing produk.
Upah yang sangat tinggi pun belum
tentu baik buat buruh. Bayangkan jika upah buruh naik 3-4 kali lipat namun
perusahaan hanya bertahan 6 bulan karena tidak mampu membayar upah. Sehingga baik
buruh maupun pengusaha pada dasarnya membutuhkan besaran upah yang rasional dan
menguntungkan kedua pihak, di sanalah diperlukan peran dan kebijakan pemerintah
sebagai penengah. Dan saat diputuskan upah buruh naik, baik pengusaha maupun
buruh perlu menyikapinya dengan bijak untuk bersama-sama meningkatkan kinerja
bisnis perusahaan.
Sebagai buruh, kenaikan upah tentu
saja hal yang harus disyukuri. Bentuk syukur buruh bukan hanya menghentikan
demonstrasi kontra produktif, tetapi juga melakukan introspeksi dengan
meningkatkan kinerja, memperbaiki budaya kerja dan kontribusi kepada
perusahaan. Jika perusahaan maju dan keuntungan meningkat, sebetulnya tidak ada
alasan buruh untuk tidak ikut merasakan kemajuan itu secara langsung.
Buruh di bagian sales dan marketing meningkatkan
kinerja dengan penjualan dan pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan, apalagi
nilai penjualan biasanya menentukan prestasi dan pendapatan bagian sales-marketing.
Sementara di bagian produksi dan keuangan, meningkatkan konsentrasi dalam
bekerja merupakan hal yang bisa meningkatkan kinerja, mengurangi kesalahan pendataan,
serta meningkatkan kualitas produk.
Sebagai pengusaha melakukan
pengembangan berkelanjutan dari sisi pribadi maupun organisasi adalah tuntutan
yang harus dihadapi setiap saat, termasuk dalam menghadapi kenaikan upah tersebut.
Untuk itu yang paling awal ditanamkan adalah memupuk sikap positif bahwa
karyawan adalah aset terbesar perusahaan, dan mengingat bahwa perusahaan kita
adalah saluran rezeki bagi banyak orang yang perlu dijaga. Dengan sikap positif
itulah bukan hanya bisnis perusahaan yang berkembang tetapi profil pribadi sebagai
pengusaha juga akan berkembang.
Secara organisasi sejak proses awal penerimaan
karyawan hingga pengembangan dirinya memegang peranan penting dalam menghadapi
isu-isu kenaikan upah. Karyawan yang memiliki sikap positif, mau belajar, dan terbuka
terhadap perubahan lebih memiliki potensi untuk bisa membantu dalam kondisi
tersulit yang mungkin dihadapi pengusaha. Sehingga ketika kenaikan upah terjadi
bisa bersama-sama bahu-membahu menghadapi kondisi tersebut.
Pengusaha perlu mengkomunikasikan persoalan yang dihadapi perusahaan, termasuk saat terjadi kenaikan upah kepada buruh agar terbangun kondisi saling memahami. Di satu sisi kenaikan upah menjadi pukulan untuk biaya operasional perusahaan, tetapi juga menjadi momentum untuk meningkatkan motivasi buruh. Meskipun pengaruh besar/kecilnya kenaikan upah tidak serta merta meningkatkan motivasi bekerja, sebagaimana yang ditunjukan oleh penelitian Daniel Pink dalam : http://www.ted.com/talks/dan_pink_on_motivation.html. Tidak selalu kenaikan upah meningkatkan motivasi untuk lebih produktif, tetapi melalui pemahaman dan komunikasi yang baik momentum untuk meningkatkan motivasi buruh bisa dijaga. Komunikasi yang terbentuk antara buruh dan pengusaha diharapkan juga bisa menumbuhkan rasa saling memahami dan saling menghargai terhadap perannya masing-masing yang pada gilirannya meningkatkan motivasi untuk lebih produktif di kedua belah pihak.
Sebagai contoh, di sebuah perusahaan
Jepang tempat saya pernah bekerja, setiap senin selalu diadakan briefing yang
dimanfaatkan untuk saling bertukar informasi. Dalam briefing yang kadang
dihadiri pemilik perusahaan, pihak manajemen menginformasikan kondisi
perusahaan, proyeksi penjualan, hingga profit, sementara pihak karyawan
menginformasikan segala hal yang dihadapi di lapangan dan apa saja yang perlu
bantuan manajemen untuk dipecahkan. Komunikasi tersebut juga memupuk kedekatan
dan kekeluargaan baik antar buruh maupun antara buruh dengan pemilik perusahaan.
Di samping komunikasi, sebagai
makhluk sosial, penghargaan juga merupakan hal yang penting
untuk diberikan pengusaha kepada buruh. Penghargaan tersebut bisa dalam
berbagai bentuk, penghargaan terhadap pekerjaan, ide, inovasi, kedisiplinan,
kualitas kerja, kebersihan, kebutuhan untuk berkumpul dengan keluarga, dan
lain-lain, bisa menjadi penyemangat bagi buruh untuk lebih produktif. Penghargaan-penghargaan
tersebut bisa lebih bernilai daripada uang karena buruh lebih merasa
dimanusiakan. Penelitian menunjukan bahwa orang yang merasa dihargai akan lebih
bahagia, dan orang bahagia selalu lebih baik dalam melakukan pekerjaan apa pun.
Perusahaan seperti Apple dan Google terkenal karena membangun lingkungan sangat
menghargai kreasi setiap karyawannya.
Di negara-negara maju stock option (opsi pemilikan saham) adalah salah satu imbalan yang diberikan kepada pegawai yang berprestasi. Melalui opsi perolehan saham ini setiap buruh terpacu untuk berprestasi dan produktif karena bukan hanya tumbuh rasa memiliki tetapi juga memiliki dengan sebenarnya perusahaan tempat bekerja.
Di negara-negara maju stock option (opsi pemilikan saham) adalah salah satu imbalan yang diberikan kepada pegawai yang berprestasi. Melalui opsi perolehan saham ini setiap buruh terpacu untuk berprestasi dan produktif karena bukan hanya tumbuh rasa memiliki tetapi juga memiliki dengan sebenarnya perusahaan tempat bekerja.
Beberapa hal tersebut adalah hal-hal yang bisa meningkatkan kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan bukan hanya ditentukan oleh hebatnya visi dan kebijakan seorang pengusaha, tetapi oleh gerak kerja seluruh komponen perusahaan. Sehingga meningkatkan kinerja perusahaan semestinya diawali dari peningkatan motivasi dan gerak seluruh komponen perusahaan.
Terakhir, meskipun upah buruh adalah salah satu persoalan pelik, tetapi dengan kesepahaman berbagai pihak pasti bisa diperoleh jalan keluar terbaik. Dengan kesepahaman dan budaya saling menghargai, pandangan buruh terhadap pengusaha sebagai (maaf) vampire serakah, atau pengusaha memandang buruh sebagai (sekali lagi maaf) sapi perah pemalas, segera terhapus. Kemudian digantikan oleh pandangan positif dan saling empati sebenar-benarnya antara buruh, manajemen dan pengusaha, sehingga semua bisa bersinergi untuk lebih memajukan perusahaan, dan memajukan bangsa pada umumnya.
Terakhir, meskipun upah buruh adalah salah satu persoalan pelik, tetapi dengan kesepahaman berbagai pihak pasti bisa diperoleh jalan keluar terbaik. Dengan kesepahaman dan budaya saling menghargai, pandangan buruh terhadap pengusaha sebagai (maaf) vampire serakah, atau pengusaha memandang buruh sebagai (sekali lagi maaf) sapi perah pemalas, segera terhapus. Kemudian digantikan oleh pandangan positif dan saling empati sebenar-benarnya antara buruh, manajemen dan pengusaha, sehingga semua bisa bersinergi untuk lebih memajukan perusahaan, dan memajukan bangsa pada umumnya.
Bogor, 11 Desember 2013