Minggu, 15 Februari 2015

Antara Dua Sisi Koin, Industri Kreatif Dengan Informatika Dan Telekomunikasi


Kreatif atau kreatifitas ada dalam setiap aspek kehidupan manusia, menjadi identitas dan perwujudan diri manusia. Sayangnya kreatif bukanlah sesuatu yang bisa dikantongi atau kita panggil kapan pun dibutuhkan. Bahkan mendefinisikan kreatif pun sebanding dengan sulitnya menjadi kreatif.

Kreatif merupakan proses kompleks untuk menghasilkan karya yang bisa dirasakan sensasinya oleh alat-alat indera manusia untuk fungsi tertentu dan keindahan. Wewangian parfum yang dicium hidung, karya musik yang didengar telinga, karya lukis, coretan grafis, gedung dengan arsitektur menawan dipandang, atau video yang melibatkan beberapa indera, bahkan yang berhubungan dengan rasa dan emosi seperti cerita novel adalah hasil kreatifitas manusia. Karena pada dasarnya hampir segala karya cipta manusia merupakan hasil proses kreatif,kreatif sejatinya liquid dan boleh dikatakan tidak memiliki bentuk.

Berkembangnya teknologi Informatika dan Telekomunikasi (IT) dipercaya akan membawa revolusi besar pada kehidupan manusia. Terutama dengan semakin meluasnya penggunaan internet dalam keseharian hidup, diramalkan semua perangkat elektronik akan terhubung ke internet. Bahkan di masa depan, hampir setiap orang dengan idenya akan saling terhubung bersama jutaan orang lain.

Terhubungnya berbagai pemikiran dalam jaringan yang mencakup seluruh dunia memberi kesempatan setiap orang untuk melihat karya kreatif, mempelajari, menirunya, kemudian menciptakan karya kreatifnya sendiri. Sehingga dunia masa depan akan semakin menjadi ekosistem kreatif.

Tetapi, peran IT dalam dunia kreatif yang paling utama adalah kemampuan untuk menjadi sarana menyalurkan kreatifitas dan menyebarkan karya kreatif setiap orang, dari karya kreatif kecil hingga mega proyek. Misalnya, saat ini blog menjadi sarana bagi orang untuk berbagi karya tulis, atau situs video semacam Youtube memberikan kesempatan untuk berbagi kreasi lagu, film atau sekedar humor visual.

Ketika setiap orang memiliki kesempatan untuk menyebarkan hasil karya kreatif, kemudian karya-karya kreatif tersebut bernilai jual ekonomi, berkembanglah industri kreatif. Karena sifat penyebarannya dan kemudahan menduplikasi, kadangkala produk industri kreatif terdefinisi lebih sempit pada karya-karya non fisik, walau pun sebenarnya industri kreatif juga meliputi produk yang berwujud fisik. Mengacu pada www.wikipedia.org/creative_industries, ada 12 kategori industri kreatif yaitu: (1) periklanan, (2) arsitektur, (3) karya seni, (4) kerajinan, (5) desain, (6) adibusana, (7) video dan fotografi, (8) perangkat lunak dan permainan komputer, (9) musik dan seni pertunjukan, (10) penerbitan, (11) tayangan televisi, dan (12) siaran radio.

Berkat internet, karya-karya kreatif mudah dipasarkan ke mana pun tempat yang terjangkau internet. Sehingga industri kreatif mampu mendorong perekonomian satu negara, karena memiliki pasar di seluruh dunia. Walaupun membesarnya ukuran pasar di satu sisi membuka peluang lebih luas, di sisi lain mengundang persaingan yang semakin ketat, terutama dari peniruan. Ketatnya persaingan memberi tuntutan terhadap peningkatan kualitas produk.

Di samping pesaing, semakin kompleksnya kebutuhan pasar juga menuntut setiap orang yang berkecimpung di dunia kreatif memiliki kualifikasi khusus. Memiliki beberapa kemampuan yang saling berkaitan guna meraih kesuksesan merupakan tuntutan yang tidak terelakkan. Misalnya, saat ini seorang penyanyi tidak hanya dituntut untuk memiliki suara merdu tetapi juga dibekali kemampuan lain seperti memainkan alat musik, menciptakan lagu, hingga menjadi produser rekaman.

Karena terkait kreasi, industri kreatif membutuhkan ide-ide segar dan kemampuan mewujudkan ide tersebut menjadi produk yang memiliki nilai jual. Hal ini menjadikan industri kreatif membutuhkan pendukung dari berbagai bidang, baik untuk pengelolaan karya kreatif mau pun terlibat dalam proses menghasilkan karya kreatif.

Termasuk pendukung penting membangun industri kreatif adalah penguatan sumberdaya IT. Beberapa kalangan seringkali salah paham memandang industri kreatif bertolak belakang dengan dunia IT. Jika dunia kreatif identik dengan karya seni artistik, maka dunia IT sangat lekat dengan engineering, kodifikasi, atau bahasa mesin. Seolah tidak ada hubungan khusus antara IT dengan industri kreatif.

Agar karya semacam lukisan, kerajinan, desain pakaian, dan produk-produk kreatif Indonesia bisa laku di pasaran dunia dibutuhkan sistem dan sumberdaya manusia IT yang handal. Pengelola IT yang bagus mampu mendeskripsikan produk, mengkomunikasikan nilai, mengelola jaringan internet, mengelola aplikasi, membangun sistem keamanan, dan lain sebagainya, yang pada akhir tujuannya mampu menarik minat pembeli dari berbagai kawasan dunia.

Lebih jauh dari itu, selain mendukung perkembangan industri kreatif, pada dasarnya IT juga merupakan industri kreatif tersendiri. Bagaimana seorang praktisi IT membuat program, melakukan Content Management System (CMS), merancang website, pembuatan aplikasi, penulisan artikel yang mendukung Search Engine Optimizer (SEO), dan sebagainya, membutuhkan pemikiran dan kreatifitas yang mumpuni.

Menilik beberapa hal tersebut, industri kreatif sekarang dan masa depan bukan hanya membutuhkan IT tetapi juga memiliki hubungan simbiosis mutualisme dengan IT. Sehingga penting bagi para praktisi industri kreatif untuk mulai memahami IT dan bersinergi dengan praktisi IT. Sinergi antara industri kreatif dengan dunia IT diharapkan membuka cakrawala baru industri kreatif dan melahirkan karya kreatif lain. Tengok film-film aksi Hollywood yang tidak akan sedemikian spektakuler tanpa teknologi efek khusus dan kreatifitas tim IT yang handal. Apple merupakan contoh terbaik bagaimana sinsergi IT dan karya seni kreatif mampu merajai pasar. 

Contoh lain  sinergi industri kreatif dengan IT bisa dilihat pada desain grafis. Saat ini merupakan hal yang wajib bagi para desainer untuk menggunakan  drawing pad dengan perangkat lunak semacam auto CAD dan Corel Draw dibanding meja gambar dan kanvas. Demikian halnya dengan pasar penjualan desain. Para desainer memiliki pasar tempat membangun reputasi dan memasarkan keahlian mereka di website semacam envato atau freelancer, yang membuat karya mereka bisa dijual tanpa terbatasi ruang.

Jadi jika diibaratkan, hubungan dan peran IT dengan industri kreatif seperti telur ayam dengan induknya. Industri kreatif semakin melaju dengan perkembangan IT, sebaliknya kemajuan IT mampu melahirkan karya-karya kreatif bernilai tinggi. Di era modern, Informatika dan Telekomunikasi adalah bagian tidak terpisahkan dari industri kreatif.


Bogor, 15 Februari 2015
Ditulis untuk Blog Contest Dies Natalies ST3 Telkom Purwokerto